Jumat, 12 Oktober 2018

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN




PERAN PEMIMPIN DALAM PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE MANAGEMENT) YANG EFEKTIF DI ERA MODERNISASI

Oleh:
Rini Puji Lestari
Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang

Perkembangan zaman di era globalisasi membentuk sebuah dinamika kehidupan manusia yang modern, bergerak kuat dan cepat  memepengaruhi tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan ini menunjukkan bahwa manusia berada pada situasi dan kondisi yang dinamis. Kondisi ini identik dengan era modernisasi. Era modernisasi membawa manusia pada perkembangan berbasis ilmu pegetahuan dan teknologi. Modernisasi diartikan sebagai perubahan masa atau pergeseran jaman dari proses taradisional menjadi mutahir berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, semua itu adalah efek dari hasil proses berfikir manusia yang dapat mempengaruhi, pengetahuan, sikap dan perilakunya yang digerakan oleh pemimpin yang mampu menghadapi berbagai masalah yang dihadapi (Abdulloh, 2018). Fenomena tersebut sebagai wujud hasil perubahan yang disadari dan dilakukan individu maupun kelompok  manusia guna mewujudkan pemenuhan kebutuhan dna kepentigan hidup organisasi baik secara indivu maupun kelompok yang lebih baik. Dalam hal ini ada seorang pemimpin yang mengendalikan, menpengaruhi, menggerakan serta melaksanakan pekerjaan yang ditetatpkan. Sementara itu, tuntutan globalisasi yang menyebabkan pemimpin harus memiliki keterampilan di bidang manajemen serta berjiwa kepemimpinan. Konteks ini merujuk pada konsep kepemimpinan dan manajemen.
Kepemimpinan dan manajemen tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling terkait dalam proses kinerja. Kepemimpinan peduli dengan pencapaian  tujuan yang efektif, dan demikian juga manajemen (Northhouse, 2013:12). Kepemimpinan sebagai proses yang serupa dengan manajemen dalam bayak hal. Kepemimpinan mencakup pengaruh sama seperti manajemen. Namun, yang membedakan kepemimpinan dan manajemen terletak pada fungsinya. Kotter (1961) menyatakan bahwa fungsi manajemen dan kepemimpinan itu berbeda. Fungsi dominan manajemen adalah untuk menyediakan keteraturan dan konsistensi untuk organisasi, sementara fungsi utama kepemimpinan adalah menghasilkan perubahan dan pergerakan.
Manajemen berusaha mencapai keteraturan dan stabilitas, kepemimpinan berusaha mencapai perubahan yang adiptif dan membangun. Secara umum menurut Robbins (1996) kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan seorang untuk mempengaruhi kelompok ke arah tercapainya tujuan. Kepemimpinan juga mencakup proses komunikasi yang mempengaruhi perilaku kinerja organisasi serta mengembangkan pola pikir agar bisa lebih kreatif dan inovatif dalam membantu proses kerja agar lebih menghemat waktu dan biaya dalam proses produksi membutuhkan keterampilan manajemen yaitu manajemen pengetahuan.               
Pemimpin dikatakan efektif jika bawahan selalu berusaha merespon segala intruksi yang diperintahnya. Bentuk respon tersebut berupa melaksanakan tugas dan tanggungjawab sehingga besar kompensasi yang layak dan memenuhi rasa keadilan (Amirullah, 2000:57). Adanya pemimpin yang efektif membuat seorang pemimpin dihormati karena bawahan akan mentaati aturan yang dibuat pemimpin dan menerapkannya secara konsisiten berkomitmen penuh dalam pencapaian cita- cita organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin haruslah memiliki karakter kepemimpinan. Baker & Coy (2003) mengidentifikasi tujuah karakter pemimpin yang dianggap baik oleh para eksekutif Australia yaitu integritas, humor, kemauan, keberanian, bertanggungjawab secara tertulis, kebijaksanaan dan kerendahan hati. Maka penting bagi pemimpin untuk mencapai keefektifan dengan mendayagunakan kemampuan manajerial sebagai implikasi dari manajemen pengetahuan
Kaitannya dengan konsep kepemimpinan dan manajemen pengetahuan bahwa pemimpin memiliki peran besar dalama manajemen pengetahuan. Pada dasarnya, pemimpin adalah figur pertama yang mengambil inisiatif perubahan dan mengkomunikasikannya kepada  para pengikut untuk mendapatkan respon yang positif baik dalam hal perilaku maupun kinerja (Ulum, 2012:2. Pemimpin dengan pengikutnya sangat mempengaruhi keefektifan organisasi karena pemimpin memiliki tugas untuk memberi arahan, memotivasi dan menginspirasi pengikutnya agar mendorong adanya perubahan ke arah visi misi yang ingin dicapai organisasi secara efektif.
Manajemen pengetahuan dapat dipahami sebagai suatu langkah-langkah sistematis dalam mengelola asset intelektual atau pengetahuan dan berbagai informasi dari individu atau personal dan organisasi untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing dan memaksimumkan nilai tambah serta inovasi (Praharsi, 2016). Manjamen pengetahuan dapat dilihat dari dua sudat pandang. Pertama, Manajemen pengetahuan secara operasional yaitu aktivitas organisasi yang berfokus pada usaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan dalam sebuahorganisasi. Kedua, manajemen penegtahuan secara strategis yaitu langkah untuk memantapkan usaha dari setiap perorangan dan organisasi untuk menjadi organisasi yang berbasis pengetahuan (Tjakraatmadja dkk, 2015).
Kedua sudut pandang tersebut memeberikan pemahaman bahwa manajemen pengetahuan menyajikan suatu perubahan yang berfokus pada pengembangan dan penggunaan pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi. Menurut Teng and Hawamdeh (2002) dalam Haryanto (2018) menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan juga digunakan untuk memperbaiki komunikasi di antara manajemen puncak dan di antara para pekerja untuk memperbaiki proses kerja, menanamkan budaya berbagi pengetahuan, dan untuk mempromosikan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja. Pada implementasinya,  peran pemimpin sangat penting dalam capaian keberhasilan penerapan manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, pemimpin yang kuat memiliki peranan besar dalam model kesuksesan manajemn pengetahuan.
Implementasi Manajemen pengetahuan menjadi hal yang dibutuhkan seorang pemimpin di era globalisasi karena pengetahuan berkembang pesat. Kemampuan intelektual yang dimiliki seorang pemimpin menjadi aset kebutuhan yang berharga bagi pertumbuhan organisasi. meskipun pada kenyataannya, kebanyakn dari pemimpin tidak menguasai konsep manajemen pengetahuan. Sebab, mereka merasa puas dengan kemampuan yang ia miliki tanpa memeperhatikan kondisi dan kapasitas sumberdaya organisasi. Pemimpin mengambil peranan penting dalam pengimplementasian manajemen pengetahuan karena perlu dukungan kuat oleh anggota organisasi terutama pemimpin.  Terlatak pada  bagaimana seorang pemimpin dapat memotivasi  anggota organisasi untuk terlibat langsung dalam implementasi  serta menumbuhkan komitmen nyata. Untuk itu, diperlukan  cara sistematis guna mengorganisir pengetahuan yang bervariasi dimiliki oleh sumberdaya organisasi agar pengetahuan dapat digunakan dan diterapkan. Pada hakikatnya, manajemen pengetahuan lebih mengarah pada pendektan efektif, identik dnegan strategi dimana mampu memanipulasi dalam artian menangkap, memilih, mengorganisir, dan menyebarkan pengetahuan sebagai bagian dari penentu asset penting organisasi. Manfaat manajemen pengetahuan yaitu meningkatakan potensi SDM, terdokumentasikannya pengetahuan, terciptakan inovasi-inovasi, antara tacit dan explicit knowledge menjadi terintegrasi, serta kesenjangan pengetahuan akibat variasi dan perbedaan pengetahuan dapat diminimalisir.
Adapun penerapan manajemen pengtahuan mencakup berbagai dimensi yang perlu untuk dilakukan perubahan yaitu pertama, dimensi konseptual terkait dengan kemampuan organisasi mengembangkan konstruksi yang terintegrasi untuk mendiskusikan pengetahuan yang akan digunakan organisasi. Kedua, dimensi terkait dengan tingkat resistensi dan stabilitas ketika menerapkan manajemen pengetahuan. Ketiga, aspek pengukuran  terkait dengan penerapan manajemen pengetahuan sesuai ketentuan. Keempat, aspek struktur organisasi terkait dengan penyusunan peran dan tanggung jawab yang diperlukan supaya penerapan manajemen pengetahuan efektif. Kelima, dimensi pengetahuan, yaitu pandangan mengenai pengetahuan sebagai produk. Keenam dimensi alat, terkait dengan ketersediaan sarana mendapatkan pengetahuan (Apridella, 2012). Dimensi ini mengaskan bahwa pemimpin sudah seharusnya bertindak tegas dalam hal mengalokasikan sumber data yang ada dengan kemampuan untuk membangun sistem dan menggerakkan para anggota organisasi untuk berpatisipasi aktif, pengalokasian personil sebagai pengelola knowledge perusahaan, pengalokasian investasi untuk membangun infrastruktur manajemne pengetahuan serta para pimpinan organisasi menyediakan waktu untuk memonitor secara langsung semua inisiatif-inisiatif dan pendayagunaan alokasi sumber daya yang didedikasikan untuk manajemen pengetahuan.
Menurut John Paul Kotter (1998) pada artikelnya yang berjudul “Winning at change” mengatakan bahwa leadership ada pada setiap level dalam organisasi. Ada beberapa peran serta tahapan yang harus dilakukan pemimpin dalam  tahapan menjalankan dan memeperkuat organisasi ketika perubahan terjadi dalam implementasi knowledge management.
Pertma, pemimpin membangun perasaaan pentingnya manajemen pengetahuan pada stakeholder. Artinya pemimpin dituntut untuk mempu mengidentifikasi akar masalah, keperluan bisnis dan peluang yang ada dalam penerapan knowledge management.
Kedua, pemimpin membentuk koalisi yang kuat. Idealnya pemimpin sebagai pelaku utama yang memberikan dukungan kepada anggota agar terlibat dalam knowledge management dapat berkerja sebagai kesatuan tim.
Ketiga, pemimpin membuat Visi untuk mengarahkan perubahan yang diinginkan dalam penerapan manajemen pengetahuan. Sebab, visi akan mengendalikan setiap langkah dalam penerapannya. Selain itu, pemimpin juga harus menyiapkan strategi untuk mencapai visi.
Keempat, Mengkomunikasikan visi padastakeholder yang terlibat dalam penerapan manajemen pengetahuan. Pemimpin mengajarkan perilaku untuk dijadikan contoh oleh orang-orang sekitarnya. Pemimpin aktif dalam mengkomunikasikan pentingnya manajemen pengetahuan bagi organisasi pada setiap stakeholder.  Agar mendorong stakeholder untuk terlibat dalam kerjasam tim melalui berbagai pelatihan.
Kelima, Mendorong yang lain untuk bertindak sesuai dengan visi. . Leadersip berperan terhadap level komitmen stakeholder dalam penerapan manajemen pengetahuan. Pemimpin memberi dorongan agar stakeholder bertindak sesuai dengan visi yang telah ditentukan. pemimpin dapat merubah sistemstruktur yang menghalangi terjadinya perubahan, sekaligus mendorong untuk mengambil resiko dengan melakukan hal-hal yang inovatif
Keenam, Merencanakan dan membuat target jangka pendek. Strategi untuk mendapatkan komitmen dan dukungan penuh dari pimpinan organisasi yaitu memberikan hasil yang nyata untuk ditunjukkan kepada pimpinan. Pemimpin  dituntut untuk merencanakan kinerja yang dapat diukur, menciptakan improvement, dan menerapkan sistem reward bagi yang terlibat dalam improvement.
Ketujuh, mengembangkan improvement. Pemimpin diperlukan dalam melakukan improvement secara berkesinambungan dengan mengevaluasi sistem,  merubah, membuat aturan baru untuk meningkatkan kredibilitas sistem serta mengangkat, mempromosi, dan mengembangkan karyawan yang mendukung perubahan dan berjalan sesuai visi dengan cara memberi reward kepada anggota sebagai motivasi kerja. Selain itu diperlukan feedback untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa semua yang telah direncanakan berjalan dengan baik untuk menhasikan outpun yang berkualitas.
Delapan, memasukkan manajemen pengetahuan kedalam budaya organisasi. Pemimpin atau srtakeholder turut menjaga kebiasaan yang dilakukan organisasi agar terjaga dimasa mendatang, karena jika belum menjadi budaya maka kebiasaan aan hilang dengan sendirnya dalam organisasi. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang perlu dimasukkan kedalam culture perusahaan dengan cara dalam Sistem Operating Procedure (SOP) maupun kebijakan organisasi.
Sehubung dengan peran pemimpin dalam penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) yang efektif di era modernisasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya bagi seorang pemimpin mempelajari manajemen pengetahuan. Dengan manajemen pengetahuan, pemimpin dapat menegtahui langkah sistematis yang akan diambil dalam mengelola asset intelektual dan berbagai macam informasi di masa yang akan datang, baik dari  individu maupun kelompok organisasi untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing dan memaksimumkan nilai tambah serta inovasi. Tidak dapat dipungkiri, sebuah inovasi di era globalisasi  menjadi ujung tombak yang mampu memberikan peluang bagi keberlanjutan dan keberhasilan organisasi berintegritas tinggi. Mengingat, peran pemimpin dalam manajemen pengetahuan tidak dibatasi oleh perangkat teknologi saja, tetapi manajemen pengetahuan juga  memfokuskan pada investasi pengembangan kompetensi dan pengetahuan para pekerjanya (intangible asset). Demikian, pemimpin yang mengmplementasikan model manajemen pengetahuan dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi maupun  kemapuan individu. Sebagai generasi muda penurus bangsa dan berjiwa kepemimpinan, sudah saatnya kita menerapka disiplin ilmu kita sesuai dengan kaidah kepemimpinan dan manajemen agar menumbuhkan keteraturan berogranisasi.



Refrensi:

Apridella, Dwi Sari. 2012. Analisis Faktor-Faktor Kunci Kesuksesan Penerapan Manajemen Pengetahuan untuk Tenaga Kependidikan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Abduloh. 2018. Modernisasi Kepemimpinan Produktif Menghadapi Komplekitas . Jurnal Pendidikan Uniska, Vol. 6, No. 1, Hal. 17-22, Maret 2018. 
Amirullah. 2015. Kepemimpinan dan Kerja Sama Tim. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Haryanto. 2018. Knowledge Management Di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pustakaloka, Vol. 10 No. 1, Juni 2018.
Northouse, Peter G. 2013. Kepemimpinan: Teori dan Praktik. Edisi keenam. Penerjemah: Dr. Ati Cahyani. Jakarta: Indeks Permata Puri Media.
Tjakraatmadja, Hidajat Jann dan Donald Crestofel Lantu. 2006. Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajar. Bandung: SBM ITB
Ulum, M Chazienul. 2012. Leadership: Dinamika Teori Pendekatan dannIsu Strategis Kepemimpinan di Sektor Publik. Malang: UB Press
Yugowati, Praharsi. 2016. Manajemen Pengetahuan dan Implementasi dalam Organisai dan Perorangan. Jurnal Manajemen Maranatha, Vol.16, No.1, November 2016.




KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

PERAN PEMIMPIN DALAM PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN ( KNOWLEDGE MANAGEMENT ) YANG EFEKTIF DI ERA MODERNISASI Oleh: Rini Puji...